Bertepatan dengan Hari Wayang Nasional, politisi dan juga kolektor, Fadli Zon meluncurkan buku “Pesona Wayang Indonesia” di Rumah Kreatif Fadli Zon, Cimanggis, Depok. Diskusi dan peluncuran buku “Pesona Wayang Indonesia” dihadiri sejumlah seniman, budayawan, peneliti, dan akademisi.
Seperti diketahui, wayang Indonesia telah diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity (mahakarya warisan kemanusiaan lisan dan nonbendawi) pada 2003.
Dan bertepatan hari ini (7 November), 20 tahun lalu wayang “The Wayang Puppet Theatre” diakui sebagai warisan agung budaya dunia. Peluncuran buku dan diskusi wayang ini dimaksudkan untuk menggugah semangat melestarikan dan membumikan wayang di kalangan masyarakat modern saat ini.
Buku “Pesona Wayang Indonesia” ditulis oleh Fadli Zon dan dikuratori oleh Basuki Teguh Yuwono. Ini menjadi tanda perayaan 20 tahun pengakuan UNESCO terhadap wayang.
Menurut Fadli Zon, sebagai budaya tradisi yang sarat makna-nilai, budaya wayang merupakan tontonan dan tuntunan yang perlu dilestarikan. Pelestarian wayang sebagai ekspresi budaya membutuhkan pengetahuan, kreativitas dan langkah-langkah nyata yang melibatkan para pemangku kepentingan.
“Pengembangan dan transformasi budaya wayang harus terus bergulir di masa kini melalui edukasi dan literasi. Tantangannya adalah menjadikan wayang bisa dikenal dan diterima kalangan generasi muda milenial dan Gen Z,” kata Fadli Zon dalam keterangan resminya, Selasa (7/11/2023).
Menurut Fadli, di era globalisasi digital ini semakin banyak alternatif ekspresi budaya yang bisa menggeser budaya tradisi. Karena itu perlu kreativitas dan inovasi dalam menghadirkan kembali wayang ke tengah masyarakat. Tentu tetap berpegang teguh pada koridor baku norma, etika, makna-nilai dan identitasnya. Ilustrasi utama buku ini merupakan koleksi Fadli Zon di Fadli Zon Library dan Rumah Kreatif Fadli Zon.
Sebagai wujud ketelibatan pelestarian budaya wayang Indonesia, Fadli Zon telah mengumpulkan koleksi wayang dari berbagai daerah di Indonesia sejak awal tahun 2000-an. Secara konsisten dan bertahap, Fadli berusaha melengkapi berbagai jenis wayang Indonesia dengan tujuan penyelamatan artefak dan membangun edukasi budaya wayang.
Pengumpulan koleksi tersebut antara lain dibantu seniman dan dalang Tizar Purbaya lalu diteruskan anaknya Ricky Purbaya. Kini, koleksi wayang Fadli Zon Library telah diidentifikasi dan dibuat katalog dengan total jumlah sekitar 7.000 wayang, koleksi terbesar dan terlengkap se-Indonesia.
Pada tahun 2020, Fadli Zon menerima Rekor MURI dengan kategori Kolektor Wayang Nusantara terbanyak. Dalam upaya pengkoleksian wayang ini, Fadli Zon menitikberatkan pada konsep wayang Nusantara dengan memilah jenis, antara lain jenis wayang dari rupa bentuknya seperti wayang beber, wayang kulit, kulit golek, dan wayang suket. Kemudian dari jenis wayang dilihat dari aspek ceritanya seperti wayang purwa, wayang panji, wayang menak, wayang wahyu, wayang kancil, dan wayang potehi. Lalu jenis wayang dari asal daerahnya, seperti wayang Tengul Sunda, Wayang Golek Menak Tegal, Wayang Gagrak Cirebon, Wayang Gagrak Surakarta, Wayang Gagrak Yogyakarta, Wayang Madura, Wayang Bali.
Fadli juga mengoleksi berbagai wayang kreasi baru seperti Wayang Walisongo, Wayang Minangkabau, Wayang Revolusi, Wayang Potret tokoh-tokoh dan wayang beber karya kontemporer. Selain berbagai jenis wayang, ia juga mengkoleksi blencong (lampu pertunjukan wayang), gunungan wayang, kotak wayang, kaset wayang, umbul wayang, lukisan dan ukiran wayang.
Buku “Pesona Wayang Indonesia” setebal 500 halaman ini menyajikan informasi secara ringkas mengenai pengertian wayang, cerita wayang, ragam jenis wayang dari segi cerita dan asal daerahnya. Buku ini juga dihiasi foto berbagai jenis wayang Nusantara secara lengkap, edukatif, mudah dipahami dan membuka wawasan mengenai budaya wayang. [medril/bbs/foto: istimewa]